هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَى أَجَلًا وَأَجَلٌ مُسَمًّى عِنْدَهُ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ
Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu
ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk
berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya),
kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).(QS. 6:2)
Kemudian Allah swt. menghadapkan firman-Nya kepada
orang-orang musyrikin yang mempersamakan Allah swt. dengan selain-Nya dalam peribadatan.
Allah dalam ayat ini menunjukkan lagi bukti-bukti keesaan dan kekuasaan-Nya
untuk membangkitkan manusia pada hari kiamat. Dialah yang menciptakan manusia
turunan Adam dari tanah yang basah. Setiap kejadian manusia tentulah mengandung
unsur zat dari asal-usul kejadian induknya yang pertama yakni Adam a.s.
Sifat-sat kejadian induk pertama itu tidaklah terbatas pada induk itu saja
tetapi diturunkan kepada kesatuan jenisnya. Oleh karena itu penciptaan Adam
a.s. dari tanah yang basah dapat juga dalam penciptaan untuk setiap turunannya.
Jika diperhatikan proses kejadian manusia, lebih jelas lagi bahwa kejadiannya dari tanah. Manusia mula kejadiannya dalam rahim berupa nutfah (zygote), yaitu percampuran antara sel mani laki-laki "sperma" dengan sel telur dari ibu "ovum". Disebabkan berasimilasi dengan zat makanan, maka nutfah yang sudah bercampur itu mengembangkan dirinya ke dalam janin, kemudian keadaan itu berubah sampai menjadi bayi. Sel hidup itu tersusun dari zat-zat yang bermacam dan zat itu sendiri hakikatnya terdiri dari zat-zat unsur kimia yang mati seperti zat besi, zat air yang berasal dari tanah. Demikian pula zat makanan itu baik dari tumbuh-tumbuhan ataupun daging hewan tersusun dari zat unsur kimia yang berasal dari tanah. Dari zat-zat makanan ini pula terbentuk sel mani yang ada pada manusia atau hewan. Demikian dengan kodrat Allah swt. Yang Maha Besar, zat unsur kimia yang mati itu menjadi sel hidup dan akhirnya menjadi bibit manusia.
Bilamana Allah swt. kuasa menciptakan sel hidup dari zat-zat mati, mengapa pula Allah tidak kuasa membangkitkan manusia pada hari kiamat? Bukankah pada proses kejadian manusia itu sendiri bukti nyata yang menunjukkan kodrat Tuhan untuk mengadakan hari berbangkit. Allah menentukan pula dua waktu untuk manusia yang tak dapat dilampauinya, yaitu waktu kematian dan waktu dibangkitkan dari kubur, sesudah kehancuran dunia. Waktu yang ditetapkan Tuhan untuk berbangkit itu tidak ada yang mengetahui kecuali Allah swt.
Jika diperhatikan proses kejadian manusia, lebih jelas lagi bahwa kejadiannya dari tanah. Manusia mula kejadiannya dalam rahim berupa nutfah (zygote), yaitu percampuran antara sel mani laki-laki "sperma" dengan sel telur dari ibu "ovum". Disebabkan berasimilasi dengan zat makanan, maka nutfah yang sudah bercampur itu mengembangkan dirinya ke dalam janin, kemudian keadaan itu berubah sampai menjadi bayi. Sel hidup itu tersusun dari zat-zat yang bermacam dan zat itu sendiri hakikatnya terdiri dari zat-zat unsur kimia yang mati seperti zat besi, zat air yang berasal dari tanah. Demikian pula zat makanan itu baik dari tumbuh-tumbuhan ataupun daging hewan tersusun dari zat unsur kimia yang berasal dari tanah. Dari zat-zat makanan ini pula terbentuk sel mani yang ada pada manusia atau hewan. Demikian dengan kodrat Allah swt. Yang Maha Besar, zat unsur kimia yang mati itu menjadi sel hidup dan akhirnya menjadi bibit manusia.
Bilamana Allah swt. kuasa menciptakan sel hidup dari zat-zat mati, mengapa pula Allah tidak kuasa membangkitkan manusia pada hari kiamat? Bukankah pada proses kejadian manusia itu sendiri bukti nyata yang menunjukkan kodrat Tuhan untuk mengadakan hari berbangkit. Allah menentukan pula dua waktu untuk manusia yang tak dapat dilampauinya, yaitu waktu kematian dan waktu dibangkitkan dari kubur, sesudah kehancuran dunia. Waktu yang ditetapkan Tuhan untuk berbangkit itu tidak ada yang mengetahui kecuali Allah swt.
Firman Allah swt:
نَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ
Artinya:
Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat ada pada sisi Tuhanku, tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain dari Dia....
(Q.S Al A'raf: 187)
Meskipun orang-orang musyrikin menyaksikan kejadian diri mereka dan terbatasnya umur mereka yang kesemuanya itu membuktikan kekuasaan Allah swt. untuk menentukan hari berbangkit, namun mereka masih tetap ragu ragu. Seharusnya mereka dapat menarik kesimpulan dari kesaksian-kesaksian itu bahwa Yang Kuasa menciptakan zat-zat yang mati menghimpunkannya menjadi satu lalu memberinya hidup serta menentukan perkembangannya, tentu Dia Kuasa pula menghimpunkan kembali zat-zat yang mati dan menghidupkannya sesuai dengan yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat ada pada sisi Tuhanku, tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain dari Dia....
(Q.S Al A'raf: 187)
Meskipun orang-orang musyrikin menyaksikan kejadian diri mereka dan terbatasnya umur mereka yang kesemuanya itu membuktikan kekuasaan Allah swt. untuk menentukan hari berbangkit, namun mereka masih tetap ragu ragu. Seharusnya mereka dapat menarik kesimpulan dari kesaksian-kesaksian itu bahwa Yang Kuasa menciptakan zat-zat yang mati menghimpunkannya menjadi satu lalu memberinya hidup serta menentukan perkembangannya, tentu Dia Kuasa pula menghimpunkan kembali zat-zat yang mati dan menghidupkannya sesuai dengan yang dikehendaki-Nya.
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=1&SuratKe=6
وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَمُسْتَوْدَعٌ قَدْ فَصَّلْنَا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَفْقَهُونَ
Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka
(bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan
tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.(QS. 6:98)
Kemudian dan pada itu Allah swt. mengajak manusia untuk
memikirkan kejadian diri mereka sendiri yaitu mereka diciptakan oleh Allah dari
satu jenis. Penjelasan ini memberikan pengertian bahwa semua manusia yang
terdiri dan berbagai bangsa dan suku, dengan beraneka ragam bentuk dan warna
kulitnya, berpangkal satu asal yaitu dari Adam dan Hawa Mereka ini diciptakan
oleh Allah dari satu jenis (dan tanah) seperti juga dijelaskan dalam firman
Nya:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
Artinya:
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Allah menciptakan istrinya. Dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak".
(Q.S An Nisa': 1)
Penjelasan ini menjawab rahasia kejadian manusia yang banyak dibahas oleh ahli-ahli pikir, dan sebagai penegasan kepada manusia agar mereka jangan mengagungkan berhala dan bintang-bintang, akan tetapi hendaklah mereka beribadah hanya kepada Pencipta mereka sendiri-yaitu Allah yang Maha Esa dan Maha Ku asa; dan agar supaya mensyukuri nikmat Allah yang telah dilimpahkan -kepada mereka, yaitu agar mereka hidup kenal mengenal dan tolong-menolong di antara sesama manusia karena mereka pada hakikatnya mempunyai martabat yang sama dan berasal dari jenis yang sama pula. Perbedaan kebangsaan suku, bentuk dan warna kulit janganlah dijadikan sebab untuk permusuhan dan kebencian, akan tetapi hendaklah dijadikan sebab untuk menjalin persaudaraan dan rasa syukur terhadap nikmat Allah Yang Maha Kuasa.
Kemudian Allah menjelaskan proses pengembangbiakan manusia, bahwa proses pengembangbiakan itu terjadi atas kuasa Allah pula. Manusia diciptakan dari sperma dan ovum. Sperma berasal dan laki-laki sedangkan ovum dari wanita. Sperma yang terpancar dari laki-laki membuahi ovum, yang dalam beberapa waktu lamanya berada dalam rahim wanita; sesudah melalui proses tertentu lahirlah seorang bayi. Sejak saat itulah bayi itu hidup di alam dunia sampai ajalnya tiba, kembali ke alam baka.
Penjelasan ini merupakan perluasan dari ayat-ayat yang lalu agar man usia mendapatkan penjelasan secara lebih terperinci, bahwa kekuasaan Allah tidak hanya berlaku pada benda-benda mati akan tetapi juga berlaku bagi makhluk makhluk yang hidup. Hal inipun dapat dipahami oleh orang-orang yang suka memahami.
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Allah menciptakan istrinya. Dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak".
(Q.S An Nisa': 1)
Penjelasan ini menjawab rahasia kejadian manusia yang banyak dibahas oleh ahli-ahli pikir, dan sebagai penegasan kepada manusia agar mereka jangan mengagungkan berhala dan bintang-bintang, akan tetapi hendaklah mereka beribadah hanya kepada Pencipta mereka sendiri-yaitu Allah yang Maha Esa dan Maha Ku asa; dan agar supaya mensyukuri nikmat Allah yang telah dilimpahkan -kepada mereka, yaitu agar mereka hidup kenal mengenal dan tolong-menolong di antara sesama manusia karena mereka pada hakikatnya mempunyai martabat yang sama dan berasal dari jenis yang sama pula. Perbedaan kebangsaan suku, bentuk dan warna kulit janganlah dijadikan sebab untuk permusuhan dan kebencian, akan tetapi hendaklah dijadikan sebab untuk menjalin persaudaraan dan rasa syukur terhadap nikmat Allah Yang Maha Kuasa.
Kemudian Allah menjelaskan proses pengembangbiakan manusia, bahwa proses pengembangbiakan itu terjadi atas kuasa Allah pula. Manusia diciptakan dari sperma dan ovum. Sperma berasal dan laki-laki sedangkan ovum dari wanita. Sperma yang terpancar dari laki-laki membuahi ovum, yang dalam beberapa waktu lamanya berada dalam rahim wanita; sesudah melalui proses tertentu lahirlah seorang bayi. Sejak saat itulah bayi itu hidup di alam dunia sampai ajalnya tiba, kembali ke alam baka.
Penjelasan ini merupakan perluasan dari ayat-ayat yang lalu agar man usia mendapatkan penjelasan secara lebih terperinci, bahwa kekuasaan Allah tidak hanya berlaku pada benda-benda mati akan tetapi juga berlaku bagi makhluk makhluk yang hidup. Hal inipun dapat dipahami oleh orang-orang yang suka memahami.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan